Popular Post

OPEN RECRUITMENT KOMUNITAS JURNALISTIK SMIKA

By : Rika Wijayanti



OPEN RECRUITMENT
KOMUNITAS JURNALISTIK SMIKA

Komunitas Jurnalistik SMK Negeri 1 Kalasan mengadakan Open Recruitment pada tahun 2017/2018. Open Recruitment ditujukan kepada siswa kelas X dan XI yang memiliki minat dalam bidang profesi jurnalistik. Berikut persyaratan umum dan ketentuannya.

Persyaratan Umum:
1.      Siswa/siswa aktif SMK Negeri 1 Kalasan kelas X dan XI.
2.      Memiliki minat di bidang jurnalistik.
3.      Haus pengalaman luar sekolah. 
4.      Update dengan info terkini.
5.      Dapat bekerjasama dengan baik sebagai tim.
6.      Dapat memenuhi ketentuan khusus pada masing-masing bidang.
7.      Bekerja dengan menaati kode etik jurnalistik.
8.      Menjaga nama baik organisasi selama menjadi anggota.
9.      Memilih salah satu bidang (reporter, editor, layouter, dan fotografer).
10.  Mendapat izin dari orang tua/keluarga.

Persyaratan khusus (per bidang):
1.      Reporter & Editor
a.       Berminat untuk belajar menulis & membuat berita.
b.      Tidak ada syarat khusus.
c.       Kuota: tidak terbatas (menerima sebanyak-banyaknya/minimal 10 siswa)
2.      Layouter
a.       Berminat untuk belajar & menggunakan software grafis baik bitmap maupun vektor.
b.      Diutamakan memiliki kemampuan dan pengalaman dalam menggunakan software grafis.
c.       Kuota: 5 siswa
3.      Fotografer
a.       Berminat dalam bidang fotografi & berkeinginan menjadi fotografer profesional.
b.      Diutamakan memiliki kamera pribadi.
c.       Kuota: 3 siswa

Pendaftaran
1.      Download formulir pendaftaran di 
2.      Isi formulir pendaftaran
3.      Kirim formulir pendaftaran ke email: rw_rikawijayanti@yahoo.co.uk
4.      Print formulir pendaftaran dan kumpulkan print out di meja guru Bu Rika Wijayanti, S.Pd. di ruang guru gedung selatan.
5.      Deadline pengiriman formulir pendaftaran gelombang kedua 1-15 Januari 2018.
6. Setelah mengirim formulir pendaftaran, kirim SMS/WA dengan format DAFTAR_NAMA_KELAS (contoh: DAFTAR_TARAHANDINI_X LOGAM) ke nomor 085743744827.

Untuk Anda yang ingin berpartisipasi silahkan mengikuti langkah-langkah pendaftaran dan menghubungi kontak yang telah disediakan atau menemui Ibu Rika Wijayanti, S.Pd. selaku pimpinan redaksi di ruang guru gedung selatan. Pendaftaran Komunitas Jurnalistik SMIKA dibuka mulai 1 Desember 2017 hingga 15 Januari 2018.

Info lebih lanjut, silahkan hubungi:
085743744827 (Rika Wijayanti, S.Pd.)

Jalur Seleksi Masuk PTN 2017

By : Rika Wijayanti
Jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri

1.        SNMPTN
SNMPTN atau Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri adalah jalur seleksi undangan masuk PTN yang seleksinya dilakukan tanpa tes, tetapi didasarkan pada nilai rapor siswa dan prestasi lain yang relevan.
a           Pendaftaran SNMPTN dilakukan secara online. Apabila Anda akan melakukan pendaftaran SNMPTN, silahkan baca terlebih dahulu persyaratan SNMPTN dan ketentuan lainnya di http://www.snmptn.ac.id
Berikut alur pendaftaran SNMPTN.



b           Jadwal SNMPTN 2017
Kegiatan
Jadwal
Pengisian PDSS
14 Januari – 10 Februari 2017
Verifikasi PDSS
15 Januari – 12 Februari 2017
Pendaftaran SNMPTN
21 Februari – 6 Maret 2017
Pencetakan Kartu Tanda Peserta SNMPTN
14 Maret – 14 April 2017
Proses Seleksi
15 Maret - 15 April 2017
Pengumuman Hasil Seleksi
26 April 2017


2.        SBMPTN
SBMPTN atau Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri adalah jalur seleksi ujian tertulis nasional masuk PTN. Jalur ini biasanya dibuka setelah jalur SNMPTN ditutup. Apabila kalian tidak mendapatkan kesempatan mengikuti jalur SNMPTN atau telah mengikuti jalur SNMPTN tetapi dinyatakan tidak lulus, maka dapat mengikuti seleksi jalur SBMPTN. Jalur SBMPTN diperuntukkan bagi siswa lulusan SMA/sederajat yang telah lulus 3 tahun terakhir termasuk lulusan tahun ini.
a           Pendaftaran SBMPTN dilakukan secara online. Apabila Anda akan melakukan pendaftaran SBMPTN, silahkan baca terlebih dahulu persyaratan SBMPTN dan ketentuan lainnya di http://www.sbmptn.ac.id
Berikut alur pendaftaran SBMPTN.



b           Jadwal Pendaftaran SBMPTN 2017
Kegiatan
Jadwal
Pendaftaran online Paper-Based Testing (PBT) dan Computer-Based Testing (CBT)
14 April – 5 Mei 2017
Ujian tertulis (PBT dan CBT)
16 Mei 2017
Ujian Keterampilan
17 Mei 2017 dan/atau 18 Mei 2017
Pengumuman
13 Juni 2017

3.        Jalur Bidikmisi
Bidikmisi adalah bantuan pendidikan yang hanya ditujukan untuk calon mahasiswa yang memiliki latar belakang ekonomi kurang mampu, tetapi memiliki prestasi dalam pendidikan. Pendaftaran bidikmisi dilakukan dilakukan secara online. Silahkan lakukan pendaftaran dengan mengikuti alur pendaftaran bidikmisi berikut ini.



Kegiatan
Jadwal
Pendaftaran sekolah
14 Januari 2017 – 1 September 2017
Pendaftaran siswa
14 Januari 2017 – 1 September 2017
SNMPTN
18 Februari 2017 – 6 Maret 2017
Seleksi Mandiri PTN
25 Februari 2017 – 1 September 2017
PMDK-PN
25 Februari 2017 – 1 Mei 2017
SBMPTN
8 April 2017 – 5 Mei 2017
Seleksi Mandiri PTS
22 April 2017 – 1 September 2017
UMPN
4 Mei 2017 – 10 Juni 2017

4.        Jalur Mandiri
Jalur penerimaan Ujian Mandiri adalah seleksi penerimaan mahasiswa baru yang belum memiliki kesempatan untuk lulus SNMPTN dan SBMPTN. Proses seleksi jalur mandiri dilakukan oleh perguruan tinggi masing-masing. Untuk pendaftaran jalur mandiri, silahkan dilihat di website universitas yang Anda tuju.
Tag : ,

Cara Lapor e-Filing 2017

By : Rika Wijayanti
e-Filing, Cara Mudah, Cepat, dan Aman Lapor Pajak

Saat ini, salah satu wujud nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan bangsa adalah dengan membayar pajak. Sistem self assessment yang telah berjalan selama lebih dari tiga dekade telah terbukti menjadikan pajak sebagai tulang punggung penerimaan negara guna membiayai pembangunan negeri ini. Sistem pemungutan pajak ini telah berhasil menggerakkan tanggung jawab menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan pajak ke pundak masyarakat sendiri.
Dalam sistem self assessment, pelaksanaan kewajiban perpajakan setiap tahunnya diakhiri dengan kegiatan pelaporan pajak melalui penyampaian surat pemberitahuan (SPT) tahunan. Sistem ini juga mengamanatkan bahwa meskipun pelaksanaan pembayaran pajak telah dilakukan melalui mekanisme pemotongan oleh pihak lain, misalnya oleh pemberi kerja, para pembayar pajak tetap berkewajiban menyampaikan SPT tahunan. Hal inilah yang dapat menjelaskan mengapa para karyawan, pekerja atau pegawai yang pajak penghasilannya telah dipotong oleh pemberi kerja tetap wajib mengisi dan menyampaikan SPT tahunan ke kantor pajak.
Mengacu pada hal tersebut di atas, tidak mengherankan apabila tahun ini Pemerintah telah mewajibkan seluruh Aparatur Sipil Negara, Anggota Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian Republik Indonesia menyampaikan SPT tahunan pajak penghasilan (PPh) orang pribadi melalui e-filing. Seruan Pemerintah ini hendaknya juga diikuti oleh karyawan BUMN/BUMD dan juga seluruh tenaga kerja di berbagai sektor, baik profit maupun non-profit.
Apakah e-filing itu? E-filing adalah suatu cara penyampaian SPT tahunan PPh secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui internet pada laman (website) DJP Online (https://djponline.pajak.go.id) atau laman penyedia layanan SPT elektronik. DJP Online adalah layanan pajak online yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melalui laman dan/atau aplikasi untuk perangkat bergerak (mobile device). Adapun penyedia layanan SPT elektronik merupakan pihak yang ditunjuk untuk menyelenggarakan layanan yang berkaitan dengan proses penyampaian e-filing ke DJP, yang meliputi penyedia aplikasi SPT elektronik dan penyalur SPT elektronik.
Mengapa harus e-filing? Tidak dapat dipungkiri, e-filing adalah sebuah produk inovasi perkembangan teknologi informasi yang disediakan untuk memudahkan sekaligus meningkatkan pelayanan kepada para pembayar pajak dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya. Dengan e-filing, kegiatan mengisi dan mengirim SPT tahunan dapat dilakukan dengan mudah dan efisien karena telah tersedia formulir elektronik di layanan pajak online yang siap memandu para pengguna layanan. Selain itu, layanan pajak online dapat diakses kapan pun dan dimana pun, sehingga penyampaian SPT melalui e-filing dapat dilakukan setiap saat selama 24 jam. Dan tentunya, dalam e-filing tidak diperlukan lagi dokumen fisik berupa kertas-kertas karena semua dokumen akan dikirim dalam bentuk dokumen elektronik.
Bagaimana cara menggunakan e-filing? Bagi pembayar pajak yang baru pertama kali menggunakan e-filing, langkah awal yang harus dilakukan adalah mengajukan permohonan aktivasi EFIN ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP). EFIN atau Electronic Filing Identification Number adalah nomor identitas yang diterbitkan oleh DJP kepada pembayar pajak yang melakukan transaksi elektronik dengan DJP. Untuk pembayar pajak orang pribadi, permohonan aktivasi EFIN harus dilakukan sendiri oleh yang bersangkutan, tidak diperkenankan untuk dikuasakan kepada pihak lain. Untuk pembayar pajak badan, permohonan aktivasi EFIN dilakukan oleh pengurus yang ditunjuk untuk mewakili badan dalam rangka melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
Setelah memperoleh EFIN, langkah selanjutnya adalah mendaftarkan diri dengan membuat akun pada layanan pajak online, yakni di laman DJP Online atau laman penyedia layanan SPT elektronik. Siapkan data yang dibutuhkan untuk melakukan pendaftaran, yaitu NPWP dan EFIN. Masukkan NPWP, nomor EFIN, dan kode keamanan kemudian klik “verifikasi”. Selanjutnya, sistem secara otomatis akan mengirimkan identitas pengguna (NPWP), password, dan link aktivasi melalui email yang Anda daftarkan. Klik link aktivasi tersebut. Setelah akun diaktifkan, silahkan login kembali dengan NPWP dan password yang sudah diberikan.
Langkah terakhir adalah mengisi dan mengirim SPT tahunan. Pastikan Anda masuk ke layanan e-filing pada laman layanan pajak online. Selanjutnya pilih “buat SPT”. Ikuti panduan yang diberikan, termasuk yang berbentuk pertanyaan. Isi SPT mengikuti panduan yang ada. Apabila  SPT sudah dibuat, sistem akan menampilkan ringkasan SPT. Untuk mengirim SPT tersebut, ambil terlebih dahulu kode verifikasi. Kode verifikasi akan dikirim melalui email Anda. Masukkan kode verifikasi dan setelah itu klik “kirim SPT”. Selesai.
Perlu diperhatikan bahwa untuk Tahun Pajak 2015, batas waktu penyampaian SPT tahunan PPh melalui e-filing menurut ketentuan undang-undang perpajakan adalah tanggal 31 Maret 2016  untuk pembayar pajak orang pribadi dan 30 April 2016 untuk pembayar pajak badan. Mari segera tunaikan kewajiban perpajakan Anda dengan mengisi dan menyampaikan SPT tahunan melalui e-filing karena #PajakMilikBersama.

Petunjuk Registrasi dan Pengisian e-Filing dapat disimak pada gambar berikut:


Gambar 1: Petunjuk Registrasi e-Filing


Gambar 2: Petunjuk Pengisian e-Filing



Sumber: http://www.pajak.go.id/content/article/e-filing-cara-mudah-cepat-dan-aman-lapor-pajak
Tag : ,

Seekor Capung Merah

By : Rika Wijayanti

Seekor Capung Merah

 Rilda A. Oe. Taneko (Media Indonesia, 25 Mei 2014)

TIRAI bambu melindungiku dari hangat mentari yang mulai terbenam. Aku berdiri di beranda rumahnya Rumi,  tetangga sebelah rumahku, dan memanggil-manggil namanya. Di samping tirai bambu, sebuah lonceng angin berkelening.
Rumi muncul dari balik pintu kawat nyamuk. Wajahnya ditutupi bedak putih. Dia menyukai itu. Dia selalu menepuk-nepuk wajahnya dengan bedak tebal setelah mandi sore.
“Datanglah ke lapangan denganku,” pintaku. 
“Tapi aku sedang menonton TV,” kata Rumi.
Di jam seperti ini, televisi sedang menanyangkan sebuah kartun Jepang. Sebuah film tentang robot jahat, yang merusak seluruh bumi, dan lima orang pahlawan yang, di akhir film, selalu berhasil menyelamatkan semesta. Sebenarnya kartun itu adalah kartun favoritku juga. Tapi, sore itu aku terlalu takut untuk tinggal di rumah dan menonton televisi.
“Ayolah ikut aku,” aku berbisik, “Aku punya rahasia.”
Rumi selalu menyukai rahasia. Dia menghilang ke dalam rumahnya untuk berpamitan dengan ibunya. Kemudian kami berjalan berdampingan. Keliman bordir dari daster kami bergerak harmonis. Kaki kami telanjang. Aku bisa merasakan batuan padat dan tanah di bawah kakiku.
Rumi berusia satu tahun lebih tua dan bertubuh sedikit lebih tinggi dariku. Aku berumur sembilan saat itu, dan apa yang terjadi di rumah membuatku teramat takut.
***
SAAT kami tiba di lapangan, langit berwarna violet gelap. Azan dari masjid menggema, bersahut-sahutan. Capung-capung terbang di atas ujung runcing ilalang. Berbeda dengan sebagian besar capung yang berwana hijau, beberapa dari mereka berwarna merah. Mereka tampak benar-benar indah.
Angin bertiup malas, menggerakkan ilalang ke kiri dan ke kanan, kiri dan kanan. Angin membawa bau daun terbakar. Gemerisik daun kelapa membuatku mengantuk.
Rumi mengambil beberapa helai bunga ilalang. Dia memberiku satu dan menyuruhku meletakkan ilalang itu secara horisontal di antara bibirku. Dia mengatakan rasa ilalang itu manis. Aku mengikuti instruksinya dan betapa terkejutnya aku, Rumi menarik ujung ilalang itu dari bibirku. Bunga ilalang yang kemerahan tersisa di mulutku, membuatku terbatuk. Rumi tertawa. Aku mengejarnya, membelah tinggi ilalang. Ketika akhirnya aku berhasil melintasi ilalang dan sampai di ujung lain lapangan, kakiku terasa sangat gatal. Rumi juga menggaruk-garuk tangan dan kakinya.
“Apa rahasianya?” tanya Rumi. “Katakan padaku.”
Rumi duduk di sebuah bangku semen persegi panjang di dekat pohon pepaya sambil membungkuk, menyentuhi dedaun putri-malu. Seekor capung merah berada di dekat Rumi. Capung itu membuat lingkaran di atas kepala Rumi beberapa kali dan kemudian hinggap di daun pepaya.
“Tadi aku mandi,” kataku sambil mengebaskan tangan di samping telinga. Aku mendengar denging nyamuk.
“Terus?” tanya Rumi tak sabar.
Pada saat itu, aku mendengar ayahku memanggilku dari kejauhan. Mendengar suara ayah, aku menangis.
Ayah mendekati kami. Dia tampak begitu tinggi, gelap dan besar. Kumisnya begitu tebal. Dia berdiri tak jauh dari lampu jalan, di jalan tanah di dekat lapangan, dan memintaku untuk segera pulang.
“Jangan menangis,” pintanya.
Tapi tetap saja aku menangis tersedu-sedu. Ayah membungkuk, menyamakan tinggi wajahnya dengan wajahku.
“Ayah tahu kamu tidak sengaja. Sudah, tidak apa-apa.”
“Tapi itu kamar mandi yang baru Ayah bangun,” kataku.
“Tidak apa-apa,” ayah menjawab sambil tersenyum. Dia membelai rambutku.
Aku tahu sesungguhnya ayah kecewa. Dia menghabiskan banyak uang untuk membangun kamar mandi itu. Kamar mandi itu baru saja selesai dua hari yang lalu, berlantai dan berdinding keramik biru. Meski tidak ada kloset siram, tapi kloset yang ada bersih dan biru. Kamar mandi itu memiliki pancuran dan ada keran air di bawah pancuran itu.
Senja tadi, ketika aku mandi dengan kakakku, kami berlarian dan berputar-putar di bawah air pancuran. Lalu aku mulai bermain dengan keran air, membuka dan menutupnya, membuka dan menutupnya. Setelah itu, aku mengalungkan tanganku di pipanya, mengangkat tubuhku dan bergantung di pipa. Pipa itu retak dan air tersembur keluar.
Serta-merta kakakku berteriak memanggil pelayan kami, Mbak Soep, yang kemudian datang dengan berlari dan panik. Mbak Soep mengambil banyak kantong plastik dari dapur dan memasukkannya ke dalam lubang pipa. Air berhenti menyembur. Tapi itu tidak membuatku berhenti menangis.
Ayah selalu marah jika aku dan kakakku datang terlambat ke sekolah, atau jika kami melakukan kesalahan. Aku begitu takut menghadapi saat ayah pulang kerja, karenannya aku menyelinap keluar dari rumah dan memanggil Rumi.
Tetapi, di lapangan ilalang tempat capung-capung berterbangan, aku bisa melihat bahwa ternyata ayah tidak marah. Awalnya ayah tampak begitu khawatir. Tapi kemudian ia tampak lega ketika ia menemukanku.
“Kamu harus pulang sekarang, begitu juga dengan Rumi. Berbahaya bagi anak-anak untuk bermain sendiri ketika hari sudah gelap.”
Ayah meraih tanganku dan Rumi. Sebelum meninggalkan lapangan, ia menatap sekitar. Melalui matanya, aku bisa merasakan bahwa ia takut akan sesuatu. Sesuatu yang jauh lebih besar dari dirinya.
***
SEHARI setelah malam itu, aku tidak diizinkan untuk pergi jauh dari rumah. Ayah hanya beralasan hal itu berbahaya. Dari Mbak Soeplah aku tahu bahwa ada orang-orang jahat di luar sana. Mbak Soep berkata orang-orang itu meracuni sumur warga dan menculik anak-anak. Mereka juga membunuh orang-orang dewasa. Mereka mengenakan pakaian hitam dari kepala sampai kaki, hanya bagian mata yang terlihat, seperti ninja.
Tidak ada seorang pun yang pernah melihat mereka. Meski begitu, tampaknya, semua orang tahu tentang mereka, seolah cerita tentang ninja-ninja itu berasal dari burung-burung kecil yang berkicau atau angin yang bertiup.
Jadi hal itulah yang aku sampaikan pada Rumi, ketika kami duduk berdampingan di bangku kayu di depan rumahku. Mbak Soep menyapu daun rambutan di pekarangan dengan sapu lidi, tidak jauh dari tempat Rumi dan aku duduk.
“Ninja-ninja itu tidak ada,” kata Rumi.
Aku mengerutkan kening.
“Bapakku bilang itu hanya karangan saja. Untuk menakut-nakuti orang-orang. Bapakku bilang, sesungguhnya yang jahat adalah yang mengarang cerita bohong. Bapakku tidak mengizinkan aku berbohong,” terang Rumi.
Ayahnya Rumi mengajar di universitas terbaik di provinsi kami. Rumi dan keluarganya baru saja kembali dari Eropa dua tahun lalu. Mereka menghabiskan lebih dari delapan tahun di Eropa untuk pendidikan ayahnya Rumi.
Ayahnya Rumi sering mengunjungi kota-kota dan kampung-kampung untuk memberikan ceramah atau kuliah tentang Islam. Ayahku pernah bilang ia adalah seorang idealis.
“Tapi kenapa ada yang mau mengarang cerita mengerikan seperti itu? Mengapa mereka ingin membuat orang takut?” tanyaku pada Rumi.
“Aku tidak tahu,” jawab Rumi.
“Aku tidak mau diculik,” kataku.
“Aku juga,” balas Rumi.
“Aku tidak mau orangtuaku dibunuh,” kataku.
“Aku juga,” Rumi menyetujui.
“Kalau ternyata ninja-ninja itu benar ada, apa yang harus kita lakukan?” tanyaku.
Alis Rumi bertaut. Ia mengigiti kuku jempol tangan kanannya.
Tak lama kemudian, Rumi berkata, “Mungkin jika rumah kita terlihat kosong, mereka tidak akan pernah datang.”
“Ya,” kataku, “aku setuju.”
Oleh karena itu, kami mengambil serakan daun dan tanah dari halaman. Kami menaburkan daun di setiap sudut rumah, lalu menggosok-gosokkan tanah ke dinding putih, agar terlihat kotor.
Mbak Soep marah besar ketika mendapati apa yang kami lakukan.
***
KEESOKAN paginya, saat sarapan, dari percakapan ibu dan ayah, aku tahu bahwa pemerintah, polisi dan tentara telah menyuruh semua orang untuk tinggal di rumah. Tak seorang pun diizinkan untuk keluar, terutama di malam hari. Alasan mereka adalah demi keamanan.
Kami semua berdiam di rumah. Orangtuaku tidak pergi bekerja. Kakakku dan aku tidak pergi ke sekolah.
Malam harinya, suasana di luar sangat tenang. Tidak ada suara penjual makanan, yang biasanya menjual makanan mereka di sekitar daerah perumahan kami dengan memukul-mukulkan tongkat bambu mereka pada gerobak, atau meneriaki nama makanan mereka: sate ayam, siomay atau bakso.
Kakakku dan aku menghabiskan malam dengan menonton televisi. Setelah itu kami pergi tidur lebih awal dari biasanya.
***
PAGI-PAGI sekali, aku mendengar kabar terburuk seumur hidupku: ada pembantaian massal. Ayahnya Rumi tewas dibunuh. Tiga hari yang lalu, ia pergi ke sebuah kampung, untuk memberi ceramah. Tadi malam, kampung itu diserang oleh tentara. Seluruh kampung dibakar. Perempuan dan anak-anak yang bersembunyi di sebuah masjid juga hangus dibakar. Beberapa orang mengatakan pembantaian itu dikarenakan beberapa tokoh kampung itu dianggap sebagai musuh negara.
Banyak orang, termasuk semua tetangga kami dan kami, berbondong-bondong datang ke rumah Rumi. Semua orang berduka. Di dalam rumah, orang-orang duduk berdampingan, membaca Surah Ya Sin. Banyak pelayat yang menangis.
Harum melati, kenanga, mawar dan daun pandan dari keranjang bambu mengisi rumah. Satu-satunya hal yang kurang adalah jenazah ayahnya Rumi.
Aku mencari-cari Rumi dan tidak menemukannya di dalam rumah. Aku pergi ke halaman belakang. Di sana, banyak perempuan, yang menutupi rambut mereka dengan kerudung berwarna-warni, duduk di taras keramik biru. Mereka merangkai melati, kenanga dan bunga-bunga lain menjadi rantai-rantai kalung bunga yang sangat panjang.
Aku menemukan Rumi duduk di bawah pohon belimbing, tak jauh dari teras. Dia sedang menggurat bentuk-bentuk pada tanah dengan ranting. Ketika aku mendekat, aku melihat ada seekor capung merah hinggap di rambutnya yang hitam, serupa jepit rambut. Sayap-sayap merah capung itu beristirahat damai di kepala Rumi.
Capung itu membuat Rumi tampak begitu cantik.

Lancaster, Maret 2011
Rilda A. Oe. Taneko, berasal dari Lampung. Belajar menulis kreatif di The Story Institute dan Lancaster College. Kini ia menetap di Inggris.
Tag : ,

Muslim, Ateis, Muslim Lagi

By : Rika Wijayanti
Muslim, Ateis, Muslim Lagi
oleh: Rika Wijayanti

Novel Kubah karangan Ahmad Tohari menceritakan tentang lika-liku kehidupan tokoh Karman, baik dalam hubungannya dengan Tuhan, wanita, maupun politik. Tokoh yang baru saja kembali dalam agama dan masyarakatnya. Karman adalah seorang pria mantan tahanan politik (selama 12 tahun) yang baru terbebas dari pengasingannya di Pulau Buru. Keluar dari penjara membuatnya bingung harus pulang ke mana. Istrinya, Marni dengan terpaksa menikah dengan Parta karena alasan ekonomi. Ia juga khawatir dengan tanggapan warga desa Pegaten terhadapnya.
Karman sebagai tahanan politik terlibat dalam masalah kriminal yang serius, yaitu komunisme yang sangat ditentang di Indonesia. Masalah kriminalitas merupakan suatu kenyataan sosial yang tidak berdiri sendiri, tetapi berkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, dan budaya sebagai fenomena yang ada dan saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam arti kriminologis, kejahatan adalah perilaku yang bersifat susila dan merugikan, menimbulkan banyak ketidaktenangan dalam suatu masyarakat tertentu, sehingga masyarakat itu berhak menyatakan penolakannya. Hal inilah yang menyebabkan kekhawatiran Karman. Ia takut tidak diterima lagi di desanya karena status bekas tahanan politiknya.
Akhirnya Karman memutuskan untuk pulang ke rumah kakaknya dan siapa sangka, justru ia mendapat sambutan hangat dari penduduk dan tetangganya, bahkan juga anaknya yang bernama Rudio. Karman sempat menyaksikan anak gadisnya, Tini menikah dengan Jabir, pemuda yang berasal dari keluarga Haji Bakir yang sebelumnya pernah ia benci akibat lamarannya ditolak.
Dulu, keluarga Karman termasuk orang kaya karena ayahnya bekerja sebagai pegawai gubermen atau biasa disebut mantri di sebuah kota kecamatan. Namun, keadaan berubah ketika Jepang mengambil alih Indonesia dari Belanda. Desa Pegaten mengalami kemarau panjang dan hasil panen para warga direbut oleh tentara Jepang, maka warga hanya dapat makan ubi saja. Ayah Karman yang tidak terbiasa makan ubi kemudian menukarkan sawahnya dengan beras kepada haji Bakir. Lama-lama hartanya pun habis. Keluarga Karman menjadi miskin, apalagi ketika ayahnya meningal, ia harus bekerja menghitung hasil panen kelapa di rumah Haji Bakir demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Ayah Karman sebagai seorang mantri termasuk dalam golongan priyayi. Ia merasa tidak pantas melakukan pekerjaan kasar seperti menggarap sawah sendiri. Ahmad Tohari menampilkan realita lain di masyarakat. Penggolongan masyarakat menurut status sosialnya terbagi menjadi golongan bangsawan (priyayi), pemimpin adat, pemimpin agama, dan rakyat biasa. Kedudukan para priyayi ini dimanfaatkan untuk kepentingan kolonial pada masa itu.
Ketika dewasa, Karman jatuh hati pada Rifah, tetapi lamarannya ditolak oleh Haji Bakir. Hal ini membuat Karman marah dan dendam. Saat itu ia juga sedang kesulitan mencari pekerjaan. Kesempatan ini lalu dimanfaatkan dengan baik oleh Margo, antek partai komunis (Partindo) untuk menjauhkan Karman dari orang-orang di sekitar yang dapat menghambat tujuannya. Karman memang dari awal sudah dibidik agar mau masuk partai. Karman dijejali dengan pandangan-pandangan komunis. Ia diberi pekerjaan yang baik sebagai pegawai kecamatan. Sewajarnya, lulusan SMP seperti Karman belum bisa menjadi pegawai, tetapi berkat bantuan Margo, semuanya menjadi mungkin. Orang-orang partai juga mengetahui kegagalan Karman dalam memiliki Rifah, lalu mereka memberi solusi dengan menawarkan Marni yang kelak menjadi istrinya dan melahirkan tiga orang anak.
Diceritakan bahwa tokoh Karman adalah seorang muslim yang berubah menjadi seorang ateis. Sebenarnya, ada kesalahpahaman di sini. Ateisme tidak sama dengan komunisme. Seorang ateis bisa saja memiliki pandangan liberal, sekuler, kapitalis, atau komunis. Ateisme adalah ketidakpercayaan terhadap keberadaan Tuhan, sedangkan komunisme adalah paham yang menolak kepemilikan barang pribadi dan beranggapan bahwa semua barang produksi harus menjadi milik bersama. Salah satu penyebab dihubung-hubungkannya ateisme dan komunisme adalah kata-kata Karl Marx “Agama adalah candu bagi massa rakyat”. Kesan bahwa komunis itu ateis juga disebabkan oleh tindakan terhadap kehidupan beragama yang banyak terjadi di negara-negara komunis.
Di Indonesia, cap ateis pada komunis dan sebaliknya merupakan hasil propaganda rezim Orde Baru yang ingin melenyapkan partai besar secara instan dalam jangka panjang. Guna mendapatkan dukungan kelompok agama, maka rezim Orde Baru mempropagandakan bahwa komunis adalah ateis, musuh agama, sehingga harus diberantas dari Indonesia. lebih dari satu juta orang dibunuh, jutaan lainnya dirampas harta benda dan hak-hak sipilnya, dipenjara tanpa pengadilan, dibuang ke Pulau Buru akibat kampanye antikomunis di tahun 1960an.
Dalam novel Kubah, Ahmad Tohari juga lebih condong ke pandangan Karl Marx, bahkan ia mencantumkan kata-kata Karl Marx tersebut dalam novelnya. Dari penjelasan sebelumnya kita dapat memahami mengapa Tohari berpandangan demikian. Kurang lebih karena cap ateis pada komunis yang dipropagandakan oleh Orde Baru. Di Indonesia, penguasa dapat dengan mudah membentuk opini publik.
Setelah menjadi anggota partai Partindo, Karman harus menerima kenyataan bahwa partai komunis gagal dalam melakukan kudeta. Ia dicari oleh alat keamanan negara (polisi, TNI). Karman meninggalkan keluarganya dan bersembunyi di kuburan lebih dari satu bulan. Hanya karena ia sakit perut terpaksa keluar dari persembunyiannya dan akhirnya ditangkap penduduk.
Peralihan orde Lama ke Orde Baru diwarnai oleh peristiwa kekacauan politik tahun 1965. Peristiwa yang dipicu konflik di tubuh Angkatan Darat (AD) itu menyeret nama Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai dalang penculikan dan pembunuhan tujuh perwira AD pada dini hari tanggal 1 Oktober 1965. Peristiwa tragedi kemanusiaan di Lubang Buaya itu kemudian diikuti oleh aksi balas dendam berupa penangkapan dan pembunuhan atas anggota, simpatisan PKI. PKI telah lama diidentikkan sebagai partai berideologi komunisme yang ateis. Identitas ketidakbertuhanan orang-orang PKI ini kemudian menjadi alat pembenaran bagi kalangan kelompok beragama untuk membunuh, memusnahkan, dan mengucilkan orang-orang yang dituduh PKI.
Dua belas tahun kemudian, Karman bebas dari pulau B. Tanda bahwa Karman telah diterima di desanya kembali adalah kepercayaan yang diberikan kepada Karman untuk membangun kubah masjid desanya. Tadinya Karman sebagai bekas PKI pesimis untuk kembali ke desanya karena ia takut tidak diterima, tetapi kenyataan berkata lain hingga Karman merasa menemukan sesuatu yang hilang dari dirinya.
Ahmad Tohari memaparkan peristiwa-peristiwa dalam novelnya dengan jelas dan teliti. Tokoh-tokohnya memiliki karakter yang kuat sesuai peran masing-masing. Penggambaran peristiwa juga dilakukan dengan baik. Setting yang jelas dan detail mengingatkan kita pada daerah asal penulis, yaitu Banyumas. Setting yang digambarkan Ahmad Tohari dalam novelnya ini dekat dengan kehidupan sehari-harinya yang membaur dengan masyarakat pedesaan. Tohari menggambarkan kembali realitas yang ada dalam masyarakat ke dalam realitas ceritanya dengan hidup.
Kastaghetek sebagai tokoh yang muncul di bagian akhir tampil dengan sisi religiusnya. Hal ini bukan tanpa maksud. Kastagethek menggambarkan bagaimana orang miskin tetapi masih dalam ketaatan pada Tuhannya dan selalu bersyukur atas segala hal yang didapatnya. Kastagethek mengajarkan banyak hal, antara lain mensyukuri nikmat Tuhan, kesetiaan, ketaatan, kesederhanaan, berserah diri pada Tuhan, dan sebagainya. Tentunya pertemuan Karman dengan Kastagethek turut memperkuat alasan Karman untuk bertaubat.
Sayangnya tema utama belum dijabarkan dengan maksimal. Tema utama novel ini adalah kembalinya kesadaran seorang muslim dalam agama dan masyarakatnya. Walaupun terdapat peran kastagethek yang religius, Karman yang baru saja keluar dari tahanan bisa langsung bertaubat, rasanya mustahil. Jatuhnya Karman ke kelompok orang-orang partai seperti Margo dan Triman kurang mendapat penjelasan yang cukup. Meskipun pengarang berhasil menjelaskan bagaimana komunis mencetak kader-kadernya, tetapi pergolakan batin Karman kurang dieksplorasi.
Masalah ateisme juga dibahas pada novel Atheis oleh Achdiat Karta Mihardja. Potret kehidupan tokoh Hasan yang sedari kecil dibesarkan dengan ajaran Islam membuat Hasan tumbuh menjadi pemuda yang alim dan paham tentang Islam. Hasan hidup dalam lingkungan keluarga yang menjadikannya taat terhadap Tuhan dan agama. Namun, hidup Hasan tidak selamanya taat. Penggambaran tokoh-tokoh seperti Rusli dan Kartini yang berpaham ideologi marxisme dan leninisme, serta Anwar dengan ideologi nihilisme mendobrak keyakinan Hasan. Hasan ditempatkan di lingkungan yang meniadakan Tuhan dalam kehidupan. Interaksi sosial yang intens antara Hasan dengan Rusli, Kartini, dan Anwar membuktikan bahwa interaksi sosial sangat mempengaruhi sudut pandang dan perilaku seseorang.
Konflik batin yang dirasakan Hasan memuncak ketika Hasan sering berkunjung ke rumah Rusli dan mendengarkan opini-opini Rusli mengenai ketiadaan Tuhan. Apalagi ditambah dengan pertemuannya dengan Kartini, jelmaan wanita yang dicintai Hasan. Cinta memang dapat membutakan segalanya. Termasuk perihal keyakinan.
Perbedaan penjabaran konflik batin antara novel Atheis dengan novel Kubah, yaitu penulis dalam novel Kubah kurang menjabarkan proses pergolakan batin tokoh Karman hingga menjadi ateis. Dalam novel Atheis, penjabaran seperti ini telah menjadi fokus penulis, sehingga terjabarkan dengan lengkap. Novel Kubah sendiri tampaknya lebih terfokus dalam penggarapan proses orang partai membentuk kader yang handal.
Informasi perihal tragedi G30S PKI menjadi pelengkap yang menonjol dalam novel ini. Dan Ahmad Tohari berhasil menggambarkannya dengan apik. Kisah pengejaran komunis yang sebenarnya jarang kita dengar, tetapi pembaca dapat merasakan ketegangan yang dahsyat dari kisah pengejaran dan pelarian komunis di masa lalu. Di samping itu, Ahmad Tohari juga melibatkan golongan muslim yang ikut berperan dalam peristiwa G30S PKI. Hal ini tidak kita temukan pada novel-novel lain yang mengangkat peristiwa G30S PKI, seperti novel Amba karya Laksmi Pamuntjak dan Pulang karya Laila S. Chudori yang lebih menyoroti latar belakang terjadinya peristiwa G30S secara keseluruhan tanpa melibatkan golongan muslim.
Ahamad Tohari memiliki kekhasan tersendiri dalam mengkritik marxisme pada masa Orde Baru. Tokoh-tokoh digambarkan dalam dua sisi, yaitu hitam dan putih. Margo misalnya, ia digambarkan sebagai tokoh komunis yang licik (tanpa ada sisi putihnya). Karman sebagai tokoh utama hanyalah manusia yang terbawa arus sejarah di Indonesia. Ia menjadi komunis dengan alasan dendam dan cinta. Itupun juga karena diiming-imingi pekerjaan yang baik. Sebenarnya banyak orang yang menjadi komunis tapi tidak tahu konsep komunis itu sendiri. Itulah pesan penting dari seorang Ahmad Tohari yang terdapat dalam novel Kubah.


Daftar Pustaka

Valbiant. 2012. Apakah Komunis Itu Ateis?. Diakses dari andabertanyaateismenjawab.wordpress.com, pada 3 Januari 2016.

Artikel “Warisan Sebuah Rezim”, Kompas, 24 September 2005 

- Copyright © Rika Wiijayanti - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -