- Back to Home »
- Umum »
- Kisah Perjuangan Pahlawan Antiapartheid Afrika Selatan
Posted by : Rika Wijayanti
Rabu, 10 Desember 2014
KISAH
PERJUANGAN PAHLAWAN ANTIAPARTHEID AFRIKA SELATAN
"Kematian adalah
salah satu yang tak terelakkan. Ketika seorang manusia yang telah melakukan apa
yang ia anggap sebagai tugasnya untuk rakyat dan negerinya, dia bisa
beristirahat dengan damai. Saya percaya saya telah mewujudkan upaya itu, oleh
karena itu, kenapa saya akan tidur untuk selamanya." (Dari sebuah
wawancara film dokumenter Mandela 1994).Keberhasilannya membebaskan Afrika
Selatan dari politik apartheid,
membuat dunia, khususnya rakyat Afrika Selatan berkabung sepeninggal Nelson
Rolihlahla Mandela pada 5 Desember 2013. Presiden pertama kulit hitam Afrika
Selatan ini meninggal dunia pada usia yang ke-95 tahun di rumahnya karena
penyakit infeksi paru-paru. Perjuangan Mandela melawan apartheid penuh dengan rintangan, sehingga sudah sepantasnya jika
Majelis Umum PBB menetapkan tanggal kelahiran Mandela, 18 Juli sebagai Mandela Day, sebuah perayaan kebebasan
bagi masyarakat dunia.
"Pendidikan adalah
senjata paling ampuh yang dapat Anda gunakan untuk mengubah dunia." Mandela
telah membuktikan pernyataannya ini. Berkat pendidikan, ia dapat mengubah
sejarah ketidakadilan di Afrika Selatan menjadi sebuah kebebasan yang
mengatasnamakan kemanusiaan.Nelson Mandela lahir pada tanggal 18 Juli 1918,
dalam keluarga kerajaan Xhosa di Mvezo, sebuah desa kecil di Afrika Selatan.
Dia adalah orang pertama di keluarganya yang bersekolah. Mandela dikirim ibunya
ke sekolah Methodis setempat ketika
menginjak usia tujuh tahun. Saat dibaptis sebagai Methodis, Mandela diberi nama
depan Inggris "Nelson" oleh gurunya. Kemudian, ketika berusia 16
tahun, untuk mendapatkan keterampilan menjadi anggota dewan penasihat untuk
keluarga raja Thembu, Mandela mengenyam pendidikan menengah di Clarkebury
Boarding Institute, sebuah institusi bergaya barat yang merupakan sekolah Afrika
berkulit hitam terbesar di Thembuland.
Setelah menyelesaikan Junior
Certificate selama dua tahun,pada tahun 1937 ia
pindah ke perguruan Methodis, Healdtown.Setelah
itu, pada tahun 1939 Mandela meneruskan studinya ke Fort Hale University untuk
mengikuti program Bachelor of Arts (BA). Pada tahun pertamanya, ia belajar
bahasa Inggris, antropologi, politik, pemerintahan
pribumi, dan hukum Belanda
Romawi. Saat itu ia menetap di asrama Wesley House dan
berteman dengan Oliver Tambo. Di akhir tahun
pertamanya, ia terlibat aksi boikot Students’
Representative Council (SRC) terhadap kebijakan
universitas terkait kualitas makanan yang terindikasi adanya praktik korupsi.Hal
ini mengakibatkannya diskors dari universitas dan meninggalkan kuliahnya tanpa
gelar.Setelah itu, ia melanjutkan kuliah di University of South Africa.
Liku-liku pendidikan
Mandela tidak berhenti sampai di situ. Dalam upaya menolakperjodohan oleh
walinya, ia melarikan diri ke Johannesburg dan melanjutkan studinya di
University of The Witswatersrand untuk belajar hukum. Di sana, ia terlibat
dalam gerakan melawan diskriminasi rasial. Karena banyak meluangkan waktunya
untuk politik, Mandela mengalami tiga kali kegagalan pada tahun terakhirnya. Studinya
di Witswatersrand berakhir denganpenahanan gelar secara permanen pada Desember
1949. Lalu pada tahun 1962, ia mulai mengambil studi korespondensi untuk
mendapatkan gelar Bachelor of Laws
(LLB) dari University of London.
Pada tahun 1944,
Mandela bergabung dengan African National Congress (ANC). Awalnya iatidak ingin
bergabung dengan ANC yang ateistis, karena bertentangan dengan keyakinannya,
yaitu Kristen. Namun setelah ia melihat sendiri bagaimana perlakuan kulit putih
terhadap kulit hitam yang terkenal dengan gerakan apartheid, Mandela pun akhirnya tersadar dan menentang gerakan itu dengan
menggabungkan diri dengan ANC, organisasi yang memperjuangkan kemerdekaan
Afrika Selatan. Selain itu, Mandela juga bekerjasama dengan anggota partai
lain, termasuk Oliver Tambo untuk mendirikan liga pemuda, African
National Congress Youth League (ANCYL).
Aktivitas politik
Mandela semakin kuat setelah pemilu
Afrika Selatan 1948 yang hanya boleh diikuti penduduk kulit
putih, dimenangkan oleh Partai
Herenigde Nasionale yang didominasi Afrikaner, yaitu mereka
yang menganggap cikal bakal bangsa kulit putih di Afrika Selatan.
Partai tersebut kemudian bergabung dengan Partai Afrikaner,
sehinggamenjadi Partai Nasional.
Atas kemenangan itu, Mandela dan kader-kadernya mulai menyerukan aksi penolakan
langsung terhadap apartheidmelalui
boikot, pemogokan, pembangkangan sipil, dan metode nonkekerasan lainnya.
Mandela mulai aktif
berkampanye melawan kebijakan apartheid
menggunakan metode antikekerasan. Pada tahun 1952, ia membantu memimpin Defiance Campaign
ANC, mengatur protes terhadap kebijakan yang diskriminatif, dan mempromosikan
manifesto yang dikenal sebagai Piagam Kebebasan yang kemudian disahkan Kongres
Rakyat pada tahun 1955. Selain itu, pada tahun 1952 Mandela dan Tambo juga
membuka firma hukum Afrika Selatan kulit hitam pertama. Firma hukum ini
menawarkan penasihat hukum murah, bahkan gratis untuk mereka yang terkena
dampak Undang-Undang Apartheid.
Pada April 1959, para
militan Afrikanis yang tidak puas dengan pendekatan yang digunakan ANC, lalu mendirikan
Pan Africanist Congress (PAC). Pada bulan Mei 1960, kedua partai tersebut menyerukan
kampanye anti-pas,
yaitu pembakaran pas yang wajib dibawa ke mana-mana oleh penduduk Afrika. Salah
satu demonstrasi PAC dibubarkan polisi dan menewaskan 69 demonstran dalam pembantaian Sharpeville.
Setelah pembantaian itu, banyak terjadi kerusuhan. Hal ini yang
melatarbelakangi Mandela untuk menggunakan pendekatan radikal.
Pada tahun 1961,
Mandela memulai metode perang gerilya dengan mendirikan dan menjadi pemimpin
sayap bersenjata ANC, Umkhonto we Sizwe (Tombak Bangsa, atau biasa disebut MK).
Di bawah kepemimpinan Mandela, MK melakukan kampanye sabotase pada pemerintah,
mengebom instalasi militer, pembangkit listrik, kabel telepon, dan jalur
transportasi pada malam hari ketika tidak ada warga sipil, hal ini dilakukan
dengan tujuanmeminimalkan korban. Kemudian pada bulan Januari 1962, Mandela
bepergian ke luar negeri secara ilegal untuk menghadiri konferensi para
pemimpin nasionalis Afrika di Ethiopia, mengunjungi Oliver Tambo di pengasingan
di London, dan menjalani pelatihan gerilya di Aljazair selama dua bulan karena
dipanggil untuk segera kembali ke negaranya.
Tidak lama setelah
kembali, pada tanggal 5 Agustus 1962, polisi menangkap Mandela. Ia dijatuhi
hukuman lima tahun penjarakarena dituduh menghasut mogok buruh dan pergi ke
luar negeri tanpa izin. Lalu pada bulan Juli, polisi menggerebek tempat
persembunyian ANC di Rivonia, dan menangkap para pemimpin MK yang pada saat itu
sedang berkumpul untuk membahas dan mempertimbangkan mengenai pemberontakan
gerilya. Mandela dan aktivis lainnya diadili dan dijatuhi hukuman penjara
seumur hidup atas sabotase, pengkhianatan, dan konspirasi kekerasan bersama.
Nelson Mandela
menghabiskan 18 tahun penjara di Robben Island Prison. Meskipun dipenjara, ia
dapat meraih gelar sarjana hukum dari University of London. Mandela juga
menyelundupkan keluar pernyataan politik dan draf otobiografinya, Long Walk to Freedom yang diterbitkan
lima tahun setelah ia dibebaskan.
Pada tahun 1980, Oliver
Tambo memperkenalkan Free Nelson Mandela,
sehingga memicu kecaman internasional terhadap rezim rasis yang tumbuh di
Afrika Selatan. Mandela akhirnya dibebaskan pada 11 Februari 1990 atas perintah
presiden Frederik Willem de Klerk setelah ditekan oleh masyarakat dunia. Atas
pembebasan ini, Mandela dan de Klerk mendapatkan hadiah Nobel Perdamaian pada
tahun 1993.
“Saya dipanggil teroris
kemarin, tapi ketika saya keluar dari penjara, banyak orang memeluk saya,
termasuk musuh saya, dan itulah yang biasa saya beritahukan kepada orang lain
yang mengatakan mereka berjuang untuk kebebasan di negara mereka adalah
teroris. Saya memberitahu mereka bahwa saya juga kemarin adalah teroris, namun saat ini saya mengagumi orang-orang yang
mengatakan saya merupakan salah satu," kata Mandela dalam Larry King
Live, 16 Mei 2000. Setelah bebas, Mandela memimpin ANC dalam negosisasi
dengan Partai Nasional yang mengatur berbagai organisasi politik Afrika Selatan
untuk mengakhiri apartheid dan melakukan
pembentukan pemerintahan multiras.
"Tidak ada yang
lahir untuk membenci orang lain karena warna kulitnya, atau latar belakangnya,
atau agamanya. Orang harus belajar, dan jika mereka dapat belajar untuk
membenci, mereka dapat diajarkan untuk mencintai, karena cinta datang lebih
alami ke jantung manusia daripada kebalikannya,"ungkap Mandela dalam Long
Walk to Freedom.Mandela berpegang teguh pada prinsip ini dalam
memperjuangkan kebebasan Afrika Selatan dari politik apartheid.
Pada tanggal 27 April
1994, pemilu multirasial pertama di Afrika Selatan diadakan. Pemberian hak
memilih secara penuh diberikan pada rakyat. ANC memenangkan pemilu ini, dan
pada 10 Mei Mandela dilantik sebagai presiden kulit hitam pertama Afrika
Selatan, dengan de Klerk sebagai wakilnya.
Setelah menjadi presiden,
Mandela membentuk komisi rekonsiliasi untuk menyelidiki pelanggaran HAM dan
politik yang dilakukan oleh pendukung dan penentang apartheid antara tahun 1960 dan 1994. Dia juga memperkenalkan
berbagai program sosial dan ekonomi yang dirancang untuk meningkatkan standar
hidup penduduk kulit hitam Afrika Selatan.
Mandela berusaha
memperbaiki hubungan antarras sesuai dengan pernyataannya, "Untuk menjadi
bebas tidak hanya untuk membuang rantai seseorang, tetapi untuk hidup dengan
cara menghormati dan meningkatkan kebebasan orang lain." Kemudian, pada
tahun 1996, Mandela memimpin berlakunya konstitusi baru di Afrika Selatan yaitu
pelarangan diskriminasi terhadap minoritas, termasuk kulit putih. Untuk
mewujudkan hal ini, ia mendorong kulit hitam dan putih bersama-sama membentuk
satu tim rugbi nasional ketika Afrika Selatan menjadi tuan rumah Piala Dunia
Rugbi 1995.
"Selalu tampaknya
tidak mungkin, sampai Anda telah menyelesaikannya." Begitulah perjuangan
Nelson Mandela yang mendapat banyak pertentangan hingga akhirnya ia mampu
mewujudkan kebebasan bagi rakyat dan negaranya. Di Afrika Selatan, Mandela
dianggap sebagai "bapak bangsa" dan "bapak pendiri
demokrasi". Atas jasanya, pada tahun 2004, Johannesburg memberikan Mandela
kunci kota, dan pusat perbelanjaan Sandton Square diganti namanya menjadi
Nelson Mandela Square setelah sebuah patung Mandela dipasang di sana. Lalu
tahun 2008, patung Mandela juga dipasang di Groot Drakenstein Correctional
Centre, yang sebelumnya merupakan bekas penjara Victor Verster, tempat di mana Mandela
dibebaskan dari penjara.
Mandela juga memperoleh
banyak pujian dari dunia internasional. Pada tahun 1993, ia menerima hadiah
Nobel Perdamaian bersama de Klerk. Selanjutnya bulan November 2009, Majelis
Umum PBB menetapkan ulang tahun Mandela, 18 Juli sebagai Mandela Day, yang menandakan kontribusinya dalam perjuangan antiapartheid. Peringatan ini meminta semua
orang menyumbangkan 67 menit waktunya untuk menolong orang lain. Angka tersebut
diambil dari 67 tahun masa keterlibatan Mandela dalam pergerakan antiapartheid.
Penghargaan yang
diterima Mandela tidak berhenti mengalir. Selain US Presidential Medal of
Freedom dan Order of Canada, ia merupakan orang hidup pertama yang mendapatkan
status warga negara kehormatan Kanada. Setelah menjadi penerima terakhir hadiah
Perdamaian Lenin dari Uni Soviet, pada tahun 1990 ia menerima Bharat Ratna
Award dari pemerintah India. Kemudian pada tahun 1992 ia menerima
Nishan-e-Pakistan dari Pakistan. Selain itu, ia juga dianugerahkan Atatürk
Peace Award oleh Turki. Penghargaan ini ia tolak, karena waktu itu Turki
melakukan serangkaian pelanggaran hak asasi manusia. Namun akhirnya penghargaan
itu diterima juga oleh Mandela pada tahun 1999. Elizabeth II juga
menganugerahkan Bailiff Grand Cross of the Order of St. John dan Order of Merit
pada Mandela atas jasa-jasanya menghapus politik apartheid.
Pada tahun 1999,
Mandela pensiun dari politik pada akhir masa jabatannya sebagai presiden.
Setelah meninggalkan dunia politik, ia tetap memperjuangkan perdamaian dan
keadilan sosial di seluruh dunia. Ia mendirikan sejumlah organisasi, termasuk
Nelson Mandela Foundation dan The Elders. Organisasi tersebut berkomitmen untuk
mengatasi masalah-masalah global dan mengurangi penderitaan manusia. Pada tahun
2002, Mandela masih beraksi menjadi pendukung kesadaran AIDS dan program
pengobatan yang sebelumnya belum banyak disadari oleh masyarakat.
Pelajaran paling berharga
dari pejuang keadilan dari Afrika Selatan ini adalah pantang menyerah dan
berani. Kedua sikap ini yang mendasari perjuangannya hingga sampai pada puncak
keberhasilan. "Kemuliaan terbesar dalam hidup adalah bukan karena tidak
pernah jatuh, tetapi bangkit setiap kali kita jatuh," ungkap Mandela dalam
Long Walk to Freedom. Dalam otobiografinya Mandela juga mengatakan,
“Saya belajar bahwa keberanian bukanlah ketiadaan rasa takut, tetapi kemenangan
di atasnya. Saya merasa takut sendiri lebih sering daripada yang saya ingat,
tapi saya menyembunyikannya di balik topeng keberanian. Pria pemberani bukanlah
orang yang tidak memiliki rasa takut, tapi dia berhasil menang dari rasa takut.”
(disusun dari berbagai sumber)